can you hear my heart beat?
Karya : Alvi Nur Amalia
Disunting oleh : Lulu Sonia
Hari ini Kara Menuliskan sesuatu didiary
barunya yang berisi : “ Namaku Kara , Han Kara. Aku berusia 17 tahun ,usia yang
disebut sebagai Sweet Seventen .Entah kenapa orang-orang menyebutnya begitu .
bagiku usia Sweet tidak tidak hanya pada usia 17 tahun , buktinya ketika Aku
berusia 2 tahun aku sudah sweet kok. Aku lahir dari keluarga yang dibilang
mampu, maklum saja kekayaan ini didapat dari warisan turun temurun . Ayahku
Seorang Presdir di Bight Entertaiment
. ya, Dia Penggaji Artis kalian pasti
tahu kan Boyband ternama BTS yang sudah mendunia itu ? Mereka bergabung di Bright Entertaiment sejak tahun 2012 .
kerap kali teman - temanku menagih Tanda tangan salah satu Member BTS tersebut
. Ayahku keturunan Indonesia dan Korea , sedang Ibuku berdarah Jepang sehingga
akupun mempunyai mata yang sipit dan kulit putih. Aku anak ke dua dari tiga
bersaudara , Kakakku bernama Han Kugi dan Adikku bernama Han Sora .Aku , kak
Kugi dan Ibu menetap diIndonesia karena Ibuku membuka cabang butik diIndonesia
. Ia Seorang Desainer dan Dunia yang seringkali keliling dunia untuk menghadiri
Fashion Show . kami bertiga tinggal
dirumah Nenek diJantung Ibu Kota yaitu Jakarta “ itulah isi diary Kara yang
telah ditranslate ke bahasa Indonesia.
Senin , 18 Juli 2017 tercatat
sebagai hari kali pertama Kara menginjakkan kaki diIndonesia . Negeri yang
terlintasi garis Equator dimana panas tropis menyengat tubuhnya , dimana salju
tak lagi menaburi tubuhnya . “I..N..D..O..N..E..S..I..A” ejanya . Kara memang orang jepang tapi ia
sedikit mahir berbahasa Indonesia karena sedari kecil ia diajari Ayahnya
berbahasa Indonesia. Beberapa hari
kemudian ....Kara melangkahkan kaki dilorong – lorong sekolah , seragam putih abu- abu barunya membuat ia
terlihat Anggun . rambut yang terikat satu membuat wajahnya semakin terlihat. setiap
langkahnya pasti banyak Siswa yang melihatnya sampai ternganga . Kara sebagai
pusat pandangan disekolah itu
“
Siapa dia ? ”
“
Kenapa diSekolah kita ada murid Asing ? “
“
Dia Siswi pindahan ya ? “
“
Hwaah ..Dia cantik “
“
Kelihatannya seperti orang Jepang “
“
Ah..masa..coba aku lihat , Benar ! dia tampak seperti orang Jepang “
Lalu
Kara masuk kelas bersama Wali kelas
“
Anak - anak kita kedatangan murid baru “
Semua
siswa terdiam ,semua mata tertuju pada Kara yang cantik itu
“
Introduce Yourself ,please “ Ucap Bu
Esti
“
yah..”
“
Ohayou Gozaimasu , watashi no namae wa
Kara Han desu ,Nama saya Kara Han ,aku berasal dari Jepang . saya bisa
berbahasa Indonesia sedikit And I cant to speak english. semoga kita
bisa berteman dengan baik Thank you “
“
Oke ,please dit there “ kata bu Esti
“
Thanks miss “
Kara
berjalan menuju kursi yang paling belakang karena itu satu –satunya tempat yang
tersisa diruangan tersebut . sejenak Kara menghela nafas setelah meletakkan
tasnya dikursi barunya itu , lalu Kara
membuka diary mininya dan menulis debuah kalimat “ This is my school , I hope I’am always happy “
Ditengah
– tengah pelajaran ,Kara dengan susah payah mencerna kalimat – kalimat yang
diucapkan oleh Guru. Terkadang ia bingung sendiri “ what is perkalian ? what is bilangan bulat ? “ Gumamnya.
Karapun memanggil siswa yang ada didepannya .
“
Hei ...Can you teach me ?”
Namun
, laki laki itu diam saja tanpa respon meski Kara mengeraskan suaranya agar dia
mau mengarahkan pandangannya ke Kara . namun ia tak henti – hentinya menulis ,
hal tersebut membuat Kara penasaran dengan sosok laki – laki yang duduk
didepannya itu.
Jam istirahat tiba, Siska siwi
berambut lurus dan berkulit putih itu meghampiri Kara yang baru saja menata
buku , mereka berjabat tangan dan saling berkenalan
“
Hi .. Kara, my name is Siska . nice to
meet you “
“
HI ..Siska , nice to meet you to”
“
wanna to go Cafetaria ?”
“
Why not ”
“
kenapa hari ini terasa begitu panas? ”
“
ya begini lah , tinggal diNegara Tropis ”
Dikantin
, mereka duduk berhadapan dan berbincang – bincang
“
Siska , why people keep staring on me?”
“
Because , you’re so beautiful and you a
foreiginer . jadi tak salah kalau mereka melihatmu seperti itu “
“
ooh.. I see “
“
But , Siska there is something bothering
me”
“
what is it ? “
“
Hmm..Dia ?”
“
Siapa ? “
Kara
meneguk minumannya , lalu melanjutkan pembicaraannya
“
Dia yang duduk didepanku , who is he ?”
“
Kalbi ?’
“
Hyah..Namanya Kalbi yah “
“
Kara ,kenapa kamu penasaran dengannya ? “
” Because ,he is weird “
“
ya , Dia memang aneh . kau akan tahu sendiri nanti aku tak ingin menceritakannya”
“ came on Siska .. tell me about him,pleasse
“
“
I want to go back to classs , good bye..”
“
Siskaaaa... wait me “
Beberapa
hari kemudian ...
Sepasang sepatu tertata rapi didepan
loker siswa . pemandangan siswa – siswi bermain basket menambah suasana school life semmakin hidup . gadis
–gadis cheerleaders tak henti – henti
menyorakkan teriakannya ke tim basket favorit mereka. Kara tengah duduk
dipinggiraan lapangan basket sambil memegang kamus bahasa Indonesia – Inggris
serta bolpoin yang diselipkan disela-sela telinga , rupanya ia sedang menghafal
sedikit - sedikit bahasa Indonesia .Tiba - tiba bola basket mnengenai kepala
Kara , seketika semua siswa mengerumuni Kara .
“
Are you okay ?”
“ Yes, I’am fie “
“ oh..sorry “
“ No problem “
Kara langsung meninggalkan tempat tersebut karena semakin
lama ia disana maka akan semakin banyak pula orang orang yang mengerumuninya .
Kara bergegas untuk mengambil tas dan sepatu . dari arah berlawanan terlihat
sosok Kalbi sedang berjalan keluar, lantas mereka saling bertabrakan , hal
tersebut membuat kamus yang dipegang Kara berjatuhan. Kalbi langsung membereskan kamus - kamus yang jatuh itu.
“
Don’t do it “ ucap kara sambil
mengambil bukunya .Kabi tetap diam sibuk menata satu persatu buku Kara .
setelah itu,Kalbi menyerahkan semua buku yang telah ditatanya .
“
terimakasih”
“
a-ma a-ma “ (sama – sama)
Degg..mata
Kara langsung melebar . apakah telinganya tidak salah dengar ? Kara bingung
kenapa cara bicara Kalbi berbeda dari orang kebanyakan .apakah Kalbi Tuna
Wicara ? atau juga Tuna Rungu ? kalimat itu terngiang – ngiang difikirannya
hingga dia tidak sadar bahwa dia telah melamun dan Kalbi yang tadinya ada dihadapannya
telah beranjak pergi , lantas Kara berusaha mengejar Kalbi .
“
Kalbi..hei..Kalbi..tunggu “
Kara
mempercepat langkahnya sampai – sampai ia berlari untuk mengejarnya dan tepat
dihadapan Kalbi Kara membentangkan
tangannya agar Kalbi tidak dapat melewatinya . Kara merogoh sakunya hendak
mencari bolpoin dan buku catatan kecilnya . Kara menuliskan “Hei.. aku
melihatmu selalu sendiri ,aku ingin mengenalmu . bolehkah aku menjadi temanmu ?”
Mata
Kalbi berbinar binar membacanya . baru kali ini ada seorang yang mau
mengenalnya . Kalbi hanya mengangguk .Dikelas Kalbi dan Kara sedang berbalas –
balasan surat ,saking penasarannya Kara menuliskan seperti ini : “Kalbi ku
tulis surat ini dengan bolak balik kamus . banyak pertanyaan yang ingin ku
tanyakan kepadamu , kumohon jawab semua pertanyaanku .”
Kalbi
membalas : “ silahkan bertanyalah “
Kara
menjawab : “ Apakah
kamu Tuna Wicara atau Tuna Rungu ? maaf jika pertanyaanku menyinggung
perasaanmu , aku bukan bermaksud begitu “
Kalbi
membalas : “ Kedua – duanya aku tidak dapat mendengar dan tak dapat berbicara
dengan baik “
Kara
membalas : “ Tapi kenapa kamu dapat
menjawab ucapan terimakasih dariku ?”
Kalbi
: “ karena aku dapat membaca gerak
bibirmu “
Kara
: “ oooh ... Terus kenapa kamu dapat bersekolah
disini ?”
Kara
menunggu balasan itu , tapi surat itu tak kunjung datang kepadanya. Kara
memukul bahu Kalbi dan menengadahkan tangan meminta surat itu . Kalbi tetap
diam seperti patung, tidak ada gerak gerik darinya. Kara menghela nafas dan
menyesal telah melontarkan pertanyaan itu kepada Kalbi .padahal masih banyak
sesuatu yang ingin Kara tahu dari Kalbi.
Sesampainya dirumah , Kara langsung melempar
tasnya dan berlari untuk meraih telepon yang berada disudut ruang tamu . Kara
mengetik nomor Ibunya dan Ibunya mengangkat telepon dari Kara
“
haha , anata wa watashi no tame ni okone
o okuru koto ga dekimasu ka ? watashi no teate wa hotondo nakuhatte imasu “
(bisakah Ibu mengirimkan uang untukku ? uang sakuku hampir habis)
“
Atodenaku , haha wa tutabi Isogashi
moichi do anata no chichi oya ni tanoma retara “( nanti nak, ibu lagi sibuk
. kalo kamu lagi butuh sekali minta dulu keBapak kamu )
“
Haiokasan , watashi wa watashinotosa ni
denwa shimasu “( iya Bu, nanti ku telpon Ayah)
Kara
menutup telponnya dan beralih menelpon Ayahnya
“
Ayah aku perlu uang yah bisakah Ayah mengirimnya sekarang ?”
“
tentu saja nak, setelah ini kamu ke Bank untuk mengambil uangnya “
“
Ya Ayah , terimakasih “
Kara
pergi untuk mengambil uang , rupanya ada sesuatu yang ingin dibeli Kara . Kara
pergi ke Dokter telinga untuk menanyakan semua hal tentang pendengaran.
“
Dokter , do you sell hearing aids ?”
“
No, I just check the deaf people “
“
ok ”
“ but , you can buy it at the pharmacy that
is there . eait ! I’ll write down the address , this is the addres “
“ thank you , doc”
Kara segera menuju tempat yang menjual alat bantu
pendengaran . ia menyusuri jalan Ibu kota yang ramai lalu lintas , panas terik
tak lagi menjadi halangan dia untuk mendapatkan sesuatu yang ingin dia dapat .
dengan mengendarai scopy pinknya ia terus melaju meski dia belum hafal peta
Jakarta . sering kali ia berhenti dipinggir
jalan untuk menanyakan alamat dengan menunjukkan kertas yang diberikan
dokter tadi , namun banyak juga orang – orang yang enggan menjawabnya karena
tidak bisa berkomunikasi dengan Kara . Kara kelelahan, keringatnya bercucuran .
ia pun membuka HP yang selama ini disakunya .
“
oh yes , why not google map now “
gumamnya . akhirnya Kara dapat sampai ke Alamat yang dituju dengan bantuan
google map . Kara langsung menanyakan ke penjual
“ do you sell hearing aids ?”
“ oh ..yes”
“ for who ?”
“ for my deaf friend “
“ where is it”
“ he held not came whith me
“
“ you should come here with
him , agar aku dapat mengukur telinganya “ ucap
penjual sambil memberikan isyarat “ Kara diam sejenak mencerna perkataan Si
Penjual .
“
or you want fleksible hearing aids ?”
sambung Si Penjual
“ fleksible ?”
“ yes, you want ?”
“ okeh , I want it “
Perjuangan Kara
berbuah manis ,ia mendapatkan alat itu . demi Kalbi ia rela memotong uang
sakunya selama satu bulan .Keesokan harinya disekolah ,Kalbi tengah tertidur
dimeja . Kara datang dengan muka sumringah ,bak bidadari menemukan selendangnya
kembali . hatinya berdebar debar karena Kalbi akan mendengar suaranya yang
indah .Kara diam - diam memasangka alat itu ke telinga Kalbi , seketika Kalbi
bangun dan menjerit . ia kaget semula ia tak bisa mendengar apa – apa , kini ia
merasa kebisingan .
“
haa...haaa...a..pa.. i-i-ni”
“
keep calm Kalbi ,pleasse “
Kalbi
melepasnya dan melemparnya dihadapan Kara namun Kar segera mengambil alat itu
dan langsung meniupnya dari debu .
“
Kalbi, please wear it , it good for you
“
“
A-ku INGIN KA-MU DA-PAT MEN-DENG-AR SU-A -RA KU “ ucap Kara sambil menggunakan
bahasa isyarat .
Kalbi
mengangguk – angguk dan meminta Kara untuk memasang nya kembali . Kaalbi
memejamkan matanya seakan ia menyiapkan diri untuk mulai mendengarkan gemuruh
kelas . Kara pelan - pelan memasangkan alat itu ke telinga Kalbi . Karapun senang
“ finally you can hear my voice “
ucap Kara.
Kalbi
membuka matanya dan tersenyum sumringah . ia begitu terkejut mendengar suara
Kara . matanya berbinar binar tak menyangka kesepiannya akan segera berakhir .
“
now you can hear me , you can hear
animal’s voice , you can hear many music in the world se-ka-rang a-ku a-kan
me-la-tih-mu ber-bi –ca-ra “ ucap Kara berbahasa isyarat juga .
Kalbi
haya mengangguk . Kara dan Kalbi berada diteras kelas paling atas , dimana
sinar mentari terasa dekat dengan mereka. Sepoi-sepoi angin seketika mengibaskan
rambut Kara yang panjang itu . Kara ditemani kamus Indonesia nya itu bak guru
yang akan mengajari muridnya. Kara mengeja satu persatu kata benda yang dekat
dengan mereka dan Kalbi pun meniru perkataan Kara.
“
sekolah “
“
e-o-ah “
“
np..no..no bukan e-o-ah tapi sekolah “
“
o..o..o. u-an e-o-ah tapi e-o-ah “
Kalbi
menirukan Kara padahal kata no..no..no.. itu adalah gumam Kara dan bukan
termasuk materi.Kara tertawa geli
melihat ekspresi kalbi yang meniru lagak Kara yang centil itu .
“
Na-ma Sa-ya Kal-bi “
“
a-ma a-ya al-bi “
“
good job, hampir berhasil “
“
na..”
“
Eeeenna”
“
ma..”
“
e..e..ma”
“
sa..”
“
ssst..sa”
“
ya..”
“
eya..”
“
kalbi “
“
ka..kal..Kalbi “kara tersenyumbahagia dan melompat lompat didepan Kalbi
“
finally , kamu dapat mengucapkan
namamu sendiri “
Berjam jam mereka habiskan utuk belajar bersama . Kara
mengajari Kalbi membaca, menyanyi dan bergurau . sedangkan Kalbi tak dapat mengajari
Kara apa-apa . namun, bagi Kara, Kalbi telah mengajarinya banyak hal tentang
kehidupan ini . Kara lebih banyak bersyukur diberi kemampuan menguasai empat
bahasa . sedangkan Kalbi untuk melafalkan namanya saja susah . sekarang Kara melanjutkan pertanyannyayang
belum sempat Kalbi jawab. Kara memberikan Note
book dan bolpoin kepada Kalbi berharap Kalbi dapat membalas dengan
tulisannya .
“
Kalbi, dengarkan baik baik “
“
ya “
“
apakah suaraku bagus ? “
“
ya “
“
apakah kamu senang dengan pemberianku ini ? “
“
ya ..Te-ri-e..e..ma-ka-sih “
Hati
kara langsung terenyuh mendengar ucapan terimakasih dari Kalbi . ia menahan air
matanya, tapi apa daya air mata keluar membasahi pipinya. kalbi langsung menyeka air mata Kara .
“okeh
Kalbi , dimana Ayahmu ? “
Kalbi
mulai menulis
“
disini “
“
siapa ? ”
Kalbi menulis “kepala sekolah itu sebabnya aku dapat
bersekolah disini .waktu itu aku tak mau mengatakan alasan kenapa aku bisa
disini . karena ,aku tidak mau kau tahu rahasia ini. aku takut kamu mengatakan
kepada yang lain dan membuat Ayahku malu dan aku takut reputasinya turun
dihadapan mereka semua . meski ia tak pernah menyapaku tapi aku bersyukur masih
bisa melihatnya ditempat ini . memang ini tempat belajar tapi dalam
ketidakmampuanku untuk mendengar ,aku tak
dapat apa – apa. Aku belajar menulis dan mengenali benda hanya sekedar lewat
buku – buku milik anak TK . aku hanya bisa melihat gerak bibir guru yang sedang
mengajar dan menebak apa yang ia katakan . sejujurnya Ayah akan memasukkanku ke
SLB . tapi aku tak mau , aku yakin aku akan bisa dengan sendirinya . aku tak
dapat mendengar dan berbicara setidaknya aku masih bisa menulis dan berfikir .
aku masih punya hati yang bisa menggantikan telingaku . sebab aku diberi nama
Kalbi yang berarti hati . aku Kalbi si anak Tuli namun dengan hatiku aku dapat
merasakan apa yang kau katakan “ lagi – lagi Kara meneteskan air mata setelah
membacakan tulisan itu.
to be continue....
agar cerita terasa hidup anda bisa memutar musik IU feat yoo seung ho - believe in love
Komentar
Posting Komentar